Proyek Gagal AVRO-CAR 1953 & "Black Project Silverbug''


Berita dari ISNA yang mengabarkan IRAN telah berhasil membuat dan menerbangkan sebuah pesawat tanpa awak sedang beredar luas di situs situs berita luar negeri. Namun sumber berita kedua yaitu The Far Newsjustru mengganti foto Pesawat ZOHAL milik Iran dengan foto jadul sebuah UFO klasik era 50an yang menciptakan pandangan jelek dikalangan pembaca Dailymail yang ikut-ikutan memajang foto yang salah. Usaha menciptakan pesawat serupa sudah pernah ada pada tahun 1953, AVRO-CAR sebuah proyek gagal.

Project Y oleh AVRO KANADA
Pada tahun 1953, The Toronto Star memberitakan perkembangan sebuah proyek pembuatan pesawat berbentuk cakram/piringan yang mampu melakukan lepas landas secara vertikal (VTOL) yang tengah dikerjakan oleh AVRO Kanada. Di bulan Februari, sebuah pesawat hasil rancangan Insinyur Inggeris bernama John Frost dan dikerjakan oleh pabrik Malton,Ontario telah berhasil dengan sukses. Dalam sebuah foto terlihat seorang teknisi tersenyum dari dalam kokpit pesawat.


AVRO-CAR sebenarnya Project Y milik Kanada yang diambil alih oleh Angkatan Udara Amerika pada akhir 1953, dan berganti nama menjadi Project 606 untuk mendukung Angkatan Darat Amerika.



VZ-9V adalah kode nama untuk AVRO-CAR yang diharapkan mampu melaju dengan kecepatan 2.400/km perjam. Presiden AVRO KANADA dengan sesumbar menulis pada majalah Aero News bahwa disain pesawat yang sedang mereka kerjakan nantinya akan membuat pesawat konvensional menjadi kuno. Tapi apa yang terjadi kemudian?

Saat ujicoba perdana dilakukan, pesawat hanya mampu terangkat setinggi 1.5 meter dari permukaan tanah dan tidak dapat menjaga keseimbangannya. Berbagai usaha dilakukan untuk merancang ulang mekanisme dan keseimbangan pesawat, total anggaran yang dihabiskan untuk proyek gagal ini mencapai 10 juta dolar.


Akhirnya proyek dihentikan pada tahun 1961, prototipe AVRO-CAR dipajang pada Museum Militer Fort Eustis,Virginia.

AVRO-CAR memiliki bobot 1.6 ton dengan rentang sayap 6-7 meter, memiliki tiga turbin penggerak dibagian bawah, sebuah kipas utama dipusat pesawat berukuran 1.5 meter untuk melakukan dorongan lepas landas vertikal, dan sebuah turbo jet exhaust yang memberikan dorongan maju setelah pesawat terangkat dari atas tanah.



Project Silverbug : Y-2/PV 704/Silver Bug
Militer Amerika sudah mendisain dan mengujicoba pesawat berbentuk cakram sejak era 40-50an, ada sekitar 35 jenis pesawat VTOL yang mereka kerjakan. Dan yang paling rahasia dikenal dengan nama kode Silverbug.

Project Silverbug adalah bagian dari Black Project Amerika, merupakan versi lain pesawat AVRO-CANADA Y-2 yang terungkap pada tahun 1955.

Pesawat disebutkan mempunyai kemampuan siluman, melaju hingga 3 kali kecepatan suara, bermanuver tajam dan tentunya lepas landas secara vertikal.

Saat perang dingin era 50an berlangsung, Amerika jelas saja mudah memenangkan pertempuran udara dengan semua fitur ini, mereka mampu membuat pesawat pesawat tempur Uni Soviet seperti berhadapan dengan pesawat hantu.

Tapi kemana pesawat ini sekarang? Black Project berarti Rahasia.

Pesawat Yang Tenaga Tempurnya Setara 10 Pesawat Sukhoi


Teknologi terus berkembang. Saat ini kita dibuat terkagum-kagum dengan teknologi pesawat tempur mutakhir yang katanya bisa mengalahkan 10 pesawat tempur Sukhoi dalam satu pertempuran, dan membuat F16 nggak ada harganya.

F-22 Raptor adalah pesawat tempur paling canggih di dunia saat ini. Pesawat ini merupakan pesawat generasi ke-5 dari pesawat tempur militer. F-22 memiliki banyak fitur yang membuat pesawat ini muncul sebagai pesawat militer yang paling maju.

Berikut beberapa fitur yang ditingkatkan dari generasi ke 4 sebelumnya pesawat F-14 Tomcat & Hornets F18:


1. Stealth


Pesawat tempur ini tidak akan terdeteksi oleh radar musuh. Jika pesawat sobat tidak dapat dilihat, maka sobat akan hampir tidak mungkin dapat ditembak, dijatuhkan, dan dikalahkan. Masa depan teknologi ini terutama dihasilkan oleh bentuk struktur rekayasa pesawat dan bahan yang menyerap gelombang radar menggunakan RAM, Bahan penyerap Radar .

2. Mini AWACS, "Pertama-lihat, pertama-tembak, pertama-membunuh"



F-22 pesawat memiliki radar dengan jangkauan lebih jauh dari pesawat lain. Ini berarti bahwa F-22 dapat melihat pesaawat musuh jauh sebelum pesawat musuh dapat melihat pesawat F-22. F22 juga memiliki sistem LPI (Low Probability of Intercept) radar super canggih, yang berarti pesawat yang telah terdeteksi oleh radar F-22 tidak akan mampu mengetahui apakah ia terdeteksi dan radar peringatan tidak akan menyala.

3. Super Manuver.





F-22 memiliki Thrust vector teknologi di bagian ekornya, yang berarti pengeluaran energi mesin bisa diarahkan ke mekanisme fleksibel. Hal ini membuat manuver yang lebih baik.


4. Senjata Rahasia


F-22 memiliki senjata tersembunyi di pesawat, dan hanya akan terbuka saat baku tembak. Hal ini membuat F22 semakin sulit terdeteksi, dan lebih aerodinamis yang membuat pesawat ini bisa terbang lebih cepat dan lebih efisien.


Berdasarkan penelitian dari Badan Riset dan Evaluasi Pertahanan, F-22 adalah pesawat paling canggih dan paling mematikan di dunia, bahkan 10 kali lebih mematikan daripada pesawat Rusia terbaik saat ini, SU-35 (SU-37 masih merupakan percobaan , kita biasa menyebutnya dengan Sukhoi.



Dibandingkan dengan pesawat tempur Eropa, Eurofighter Typhoon, F-22 dua kali lebih berbahaya. Ini berarti bahwa setiap pesawat F-22 sanggup menembak jatuh 2 pesawat Typhoon. Sedangkan generasi sebelumnya pesawat Amerika, F-16, tidak mungkin mengalahkan F-22 dalam kondisi apapun.

Menhan: 2024, Alutsista TNI Terpenuhi


Guna meningkatkan kekuatan TNI, pemerintah secara bertahap terus memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di semua jajaran TNI.
Menurut Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, pemenuhan itu dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui pembangunan sendiri di dalam negeri atau luar negeri, serta dengan sistem produksi bersama.

"Kita bercita-cita pada 2024 telah tercapai kekuatan pokok TNI dengan sistem persenjataan lengkap," kata Purnomo saat menghadiri serah terima KRI Banda Aceh dari PT PAL ke TNI AL di Surabaya, Senin 21 Maret 2011.

Menhan mencontohkan, penyerahan KRI Banda Aceh 593 yang berjenis Landing Platform Dock(LPD) tersebut, sebagai salah satu langkah menuju capaian tersebut.

"Pemenuhan kapal jenis ini untuk TNI AL adalah untuk yang ketiga kali, setelah KRI Surabaya dan KRI Makassar," lanjutnya.

Dia menuturkan, kapal tersebut merupakan hasil alih teknologi dari Korea Selatan yang kemudian dikerjakan putra-putri Indonesia di PT PAL Surabaya dengan pengawasan ahli dari Dae Sun Shipbuilding, Korea.

Ke depan, kata Purnomo, PT PAL memfokuskan pemenuhan alutsista yang lebih mutakhir untuk jajaran TNI AL. Salah satunya, dengan segera dikerjakannya proyek Kapal PKR (Perusak Kapal Rudal).

"Pemerintah sudah menyetujui, anggarannya sudah ada dan sedang dijalankan," ujar Purnomo.

Terkait PKR, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pelaksanaan proyek dikerjakan PT PAL dengan TNI AL sebagai project officer-nya.

"PKR sudah dimulai didiskusikan teknisnya. Bulan depan rancang bangunnya dimulai, bekerja sama dengan Damen Shipyard dari Belanda," kata Agus.

Dalam pengerjaannya, dia menambahkan, kapal tersebut lebih kompleks sesuai kebutuhan kemampuan yang harus dimiliki kapal itu.

Agus menuturkan, PKR jenis light fregat memiliki kemampuan persenjataan dan content management system lebih dibanding kapal lainnya. Desain baling-balingnya dibuat sedemikian rupa agar noise bawah airnya rendah. "Itu bermanfaat tak hanya menghadapi perang di atas permukaan, juga untuk perang anti kapal selam," kata dia.





Pesawat T-50 di Barter CN-235


NUSA DUA - Indonesia dan Korea Selatan mematangkan rencana pertukaran atau barter pesawat latih militer buatan Korea Aerospace Industries, yakni T-50 Golden Eagle, dengan CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia. Pertukaran dinilai sebagai mekanisme perdagangan yang adil karena Korea Selatan dan Indonesia sama-sama tidak dirugikan.

"Saat ini sudah ada 10 unit CN-235 yang dipakai di seluruh Korea Selatan, sebagai pesawat militer, surveillance, serta penanganan bencana atau kedaruratan. Pada saat yang sama Korea Selatan juga menjual T-50 sehingga kalau dipertukarkan, akan menjadi kerjasama yang saling mendukung," tutur Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Amir Sambodo di Nusa Dua, Bali, Kamis (19/5), di sela-sela pertemuan Tujuh Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Korea Selatan-Indonesia.

Menurut Amir, dalam pertukaran tersebut, pada tahap awal dapat diperjual belikan 2-4 unit tambahan CN-235. Meski demikian Amir tidak bersedia menyebutkan jumlah T-50 yang dapat dipertukarkan. "Harga jual CN-235 dengan spesifikasi pesawat surveillance diperkirakan mencapai 16 juta dollar AS. Setiap unit akan berlainan, harus disesuaikan spesifikasinya," ujarnya.


Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menawarkan pesawat CN-235 kepada Korea Selatan pada saat memberikan kata sambutan dalam acara pembukaan Pertemuan Kelompok Kerja. Korea Selatan merasa nyaman dengan CN-235. Hadir dalam acara tersebut Menteri Ilmu Pengetahuan Ekonomi Korea Selatan Choi Jung-Kyung. "Saat ini Korea Selatan memakai CN-235, kami tawarkan Korea mau menambah armada CN-235 lebih banyak lagi," katanya.

Sebelumnya, TNI AU sedang mempercepat penggantian Alutsista, terutama yang berusia 30 tahun atau lebih. Salah satunya adalah dengan mendatangkan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebagai pengganti pesawat Hawk MK-53 dari Inggris (Kompas, 10/4).

Saat itu Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengutarakan, penggantian alutsista itu sudah sesuai dengan instruksi Presiden dan persetujuan DPR.

Hibah F-16 Dijadwalkan Akan Diterima Akhir Tahun 2011


JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Erris Herryanto mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini belum mengirim tim ke Amerika Serikat untuk mengecek kondisi pesawat tempur F-16 yang akan di hibahkan AS.

Rencananya, hibah F-16 akan dilakukan pada akhir tahun 2011 ini kepada Pemerintah Indonesia. “Tim belum dikirim, sekarang ini masih proses administrasi,” kata Marsekal Madya TNI Erris Herryanto saat dihubungi Jurnal Nasional, Kamis (12/5).

Erris menjelaskan, secara resmi hingga saat ini tim belum terbentuk. Sedangkan, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro mengatakan TNI AU akan membentuk tim penilai kondisi pesawat tempur tersebut. “Tim akan dibentuk dalam waktu dekat, kemudian berangkat (ke AS) melihat kondisi pesawat,” kata Bambang Samoedro.

Pada kesempatan itu, Bambang belum menyebutkan siapa saja yang masuk dalam tim tersebut. Menurut Bambang, semua kondisi pesawat tersebut dalam kondisi baik.



Pesawat F-16 Lama Akan di Upgrade
Sementara itu Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (12/5) mengatakan hibah pesawat F-16 dari Pemerintah AS akan menimbulkan effect deterrence (efek penangkal).

Pesawat tempur F-16 yang di cadangkan USAF di Tucson-Arizona
“Hasil kajian TNI AU memang akan menimbulkan effect deterrence. Mengapa demikian, meskipun hibah tapi tipenya dan sistem persenjataannya lebih tinggi dari F-16 yang dimiliki sekarang,” kata Panglima TNI.

Panglima menjelaskan, F-16 yang kita miliki sekarang akan di up-grade sama dengan yang dihibahkan. Dengan demikian, lanjut Panglima TNI, dari segi jumlah dan kemampuan akan menimbulkan effect deterrence yang lebih baik daripada hanya membeli satu yang baru dengan jumlah uang yang sama.



Kopassus akan Perbarui Persenjataannya



Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD akan segera memperbarui persenjataan perorangan bagi para personelnya meski tetap mempertimbangkan anggaran yang tersedia.Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Paulus Lodewijk disela olah raga bersama kalangan media massa di Markas Komando Kopassus, Jumat, mengatakan, pengadaan senjata perorangan seperti senapan dan pistol itu tetap disesuaikan dengan anggaran yang dialokasikan pemerintah.

"Sebenarnya Alustistanya tidak mahal-mahal sekali karena satuan khusus kita berkaitan dengan teknologi maka kita juga harus menyesuaikan dengan teknologi senjata yang berkembang di luar," katanya.

Pengembangan kekuatan termasuk melengkapi persenjataan perorangan bagi personel baret merah, tambah Paulus Lodewijk, sesuai dengan kebijakan kekuatan pokok minimum.

"Jadi bukan mengurangi, tetapi meningkatkan secara bertahap kekuatan yang ada disesuaikan rencana strategis yang disetujui. Yang jelas Kopassus akan mendapat penambahan anggaran. Secara otomatis ada penambahan alutista," tuturnya.

Sebagai pasukan khusus, Kopassus dilengkapi berbagai perlengkapan dan persenjataan sangat canggih dan modern.

Semisal untuk membaca peta, tidak lagi menggunakan lagi Kompas Prisma, tapi GPS (Global Positioning System) yang langsung berhubungan dengan satelit.

Sedangkan untuk satuan antiterornya sudah dilengkapi senapan H&K MP5, yang merupakan standar pasukan khusus terbaik di dunia seperti yang digunakan oleh Green Beretts, Delta Force, Navy Seal, GSG 9 Jerman, SAS dan lain-lain.

Sementara untuk pistol yang dipakai Beretta 9 mm (45). Selain itu juga berbagai macam kaliber lainnya seperti kaliber 22 mm (pistol kecil).

Kopassus punya peralatan terjun payung tercanggih untuk melakukan HALO (High Altitude Low Opening) dan HAHO (High Altitude High Opening) yang memakai masker oksigen dan lain-lain.

Dengan peralatan terjun itu, pasukan dapat terjun dari ketinggian sekitar 10.000 kaki.

Pasukan ini juga dilengkapi peralatan pendaratan pantai (memiliki LCR/Landing Craft Rubber/perahu karet dengan mesin yang hampir tanpa bunyi, yang digunakan untuk operasi penyusupan di malam hari), menyelam (dilatih seperti UDT, Underwater Demolition Team US Navy), team Daki Serbu ( yang baru saja menaklukkan Himalaya dan dikenal di luar sebagai PPGAD/Persatuan Pendaki Gunung TNI AD).

Sayeret Golani: Infateri Elit Andalan Israel




Selama ini kita hanya tahu Israel sebagai negara Yahudi yang paling dibenci oleh Arab dan dunia Islam pada umumnya. Tapi tahukan anda kekuatan Israel yang sesungguhnya? Seberapa kuat Angkatan Bersenjata Israel sehingga pada 1956 mampu menghancur-lemburkan pasukan gabungan Mesir-Suriah di Sinai?

Selama ini kita hanya tahu Israel sebagai negara Yahudi yang paling dibenci oleh Arab dan dunia Islam pada umumnya. Tapi tahukan anda kekuatan Israel yang sesungguhnya? Seberapa kuat Angkatan Bersenjata Israel sehingga pada 1956 mampu menghancur-lemburkan pasukan gabungan Mesir-Suriah di Sinai?

Salah satu tumpuan Angkatan Darat Israel adalah Sayeret Golani, pasukan infanteri Israel yang sudah diaktifkan sejak 1948. Pasukan baret coklat ini berfungsi sebaai pasukan penyapu bersih wilayah yang telah mereka rebut, sekaligus mengamankan dari serangan musuh.

Reputasi pasukan elit Angkatan Darat Israel ini memang cukup hebat juga. Setidaknya enam operasi militer telah mereka gelar seperti operasi Assaf, Operasi Dekkel,Operasi Hitam, Operasi Horev, Operasi Ovdah, dan Operasi Yiftach.

Operasi Assaf, merupakan operasi militer Israel yang dilancarkan kepada Mesir, di mana Israel Defense Force(IDF) ditugaskan melawan Angkatan Darat Mesir pada 5-7 Desember 1948.

Operasi Assaf ini skalanya kecil karena merupakan bagian dari skema operasi militer besar Israel yakni Operasi Yoav dan Operasi Horev. Tujuan operasi, mengambil-alih kontrol bagian barat Gurun Negev.

Di sinilah peran sentral dari Brigade Golani yang berasal dari batalyon infanteri Gideon. Tugas mereka adalah membersihkan dan mempertahankan posisi IDF di wilayah yang telah mereka kuasai sebelumnya.

Inilah tonggak awal kiprah Sayeret Golani. Karena sejak itu, berkat kehebatannya, Sayeret Golani diputuskan sebagai pasukan khusus IDF dengan spesialisasi keunggulannya dalam memburu pasukan gerilya di wilayah teritorial yang jadi musuhnya.

Namun prestasi paling spektakuler adalah ketika brigade Golani ini pada 1973 dikirim ke Entebbe, Uganda, untuk menyelamatkan 246 orang Yahudi yang disandera pada penerbangan 139, Air France yang dibajak oleh PLO, saat singgah di Athena, Yunani.

Misi berhasil dengan gemilang, padahal pembajakan terjadi di wilayah kedaulatan Uganda yang waktu itu dipimpin oleh Rezim Idi Imin yang sangat otoriter dan mendukung terang-terangan pembajakan yang dilakukan PLO tersebut.
Menurut penelusuran informasi tim riset Global Future Institute, saat ini Sayeret Golanoi telah menjadi pasukan khusus IDF yang berada di bawah divisi ke-36 dan merupakan salah satu unit infanteri yang memiliki dana terbesar di kalangan IDF.

Karekter para personil brigade Golani inipun ternyata cukup kuat dan tangguh. Mereka dikenal sebagai prajurit yang berani mati, bersemangat tinggi dan memiliki inisiatif yang tinggi.

Adapun persenjataan yang mereka miliki antara lain persenjataan berat seperti kendaraan lapis baja Achzarit, yang dirancang ulang dari badan tankT-55 dengan mesin baru, 850 tenaga kuda. Kendaraan lapis baja Achazarit ini dirancang untuk keperluan perang kota. Kegunaannya untuk menangkal serangan bom mobil, ranjau dan serangan pelontar granat yang dilancarkan oleh gerilyawan kota.

Selain itu, brigade Golani juga dilengkapi dengan persenjataan browning high power, Uzi, CAR-15, M21 tactical rifle, M240, AN MS HC white smoke grenade, M67 fragmentation grenade, M9 bayonet.

Beberapa unit khusus yang berada di bawah kendali brigade Golani adalah sebagai berikut:
1. Batalyon Infanteri ke-12 Barak Petir.
2. Batalyon ke-13 Gideon.
3. Batalyon Infanteri ke-5 HABOKI’m KaRishonim
4. Batalyon pengawasan Egoz/pohon kacang(pasukan khusus anti gerilya)
5. Kompi anti tank
6. Kompi teknik
7. Kompi pengawasan Sayeret ke-95
8. Flying Tager,unit elit di Brigade Golani.
9. Kompi Signal ke-35

Sepak Terjang British SAS Pada Perang RI - Malaysia


British SAS merupakan tentara elite Inggris. Konon, SAS digadang-gadang sebagai pasukan elite terbaik dunia, mengalahkan Shayetet 13 (Israel) dan Navy Seals (Amerika).
SAS telah eksis sejak Perang Dunia II dan telah menjalani berbagai misi di berbagai negara, termasuk terlibat dalam intrik perbatasan antara RI - Malaysia. Bagaimana sepak terjang SAS dalam konflik tersebut? Silahkan disimak.Ketika Tentara Nasional Kalimantan Utara meluncurkan pemberontakan atas kesultanan Brunei pada 8 Desember 1962, Konfrontasi dengan Indonesia dimulai. Akhir Desember 1962, Pasukan Inggris untuk wilayah Borneo didirikan dan dalam beberapa hari LetKol John Woodhouse, Skuadron 22 SAS (British SAS), dan seperangkat pengirim sinyal radio morse terbaru tiba di Kalimantan, yang merupakan satu-satunya metode komunikasi yang dapat diandalkan dalam operasi hutan. Tiga hari setelah kunjungan Woodhouse, SAS Skuadron 22 'A' ditempatkan ke Kalimantan.

Walaupun berjumlah kurang dari 100 orang, Skuadron 'A' ditempatkan di sepanjang perbatasan antara Kalimantan Sarawak dan Sabah yang membentang sejauh 1.500 kilometer. British SAS dibantu oleh suku setempat, SAS yang dibagi dalam empat tim dapat mengawasi wilayah hutan yang luas dan melakukan pelacakan tanda-tanda kegiatan pasukan Indonesia dan kondisi hutan itu sendiri guna menahan laju gerak cepat pasukan Indonesia yang akhirnya memungkinkan bala bantuan helikopter menyergap pasukan Indonesia.


Sebagian besar suku Malaysia merasa 'risih' dengan kedatangan orang kulit putih (Eropa) dalam jumlah yang terbilang besar. Hingga SAS harus membangun kepercayaan mereka. Setiap tim terletak di desa terbesar di setiap wilayah jaga dan mendirikan persembunyian terdekat untuk memantau gerakan melalui desa. Mereka akan memperkenalkan diri, setelah para suku menerima kedatangan mereka, maka SAS 'membayar' penghormatan mereka ke kepala desa. Para prajurit menerima makanan dan pelayanan dari suku setempat sebelum mundur untuk menyembunyikan diri. Dalam setiap patroli selalu ada bantuan medis yang diberikan kepada desa-desa setempat guna membangun rasa saling percaya. Setelah terbangun rasa saling percaya, patroli pindah ke tepian desa dan akan membantu penduduk desa dalam tugas-tugas kesehariannya ketika mereka tidak dalam tugas intelijen.

Setelah segalanya berjalan sesuai rencana, patroli akan menyebarkan berita ancaman (dari Pasukan Indonesia) sepanjang selatan perbatasan. Hal ini diterapkan untuk membentuk opini bahwa SAS peduli pada mereka. SAS is the Good Guy, And Indonesian Troopers is The Bad Guy. Jika kepala suku tidak terkesan dengan cara ini, SAS akan mengiming-imingi penghuni desa berupa perlindungan jika pasukan Indonesia datang menyergap. Mereka diminta menebang pohon sebagai isyarat dan patroli akan meminta bantuan helikopter-dibawah kesatuan Ghurkhas- yang akan segera tiba ke lokasi sumber isyarat.

Ketika Pasukan Indonesia melancarkan serangan besar pertama ke Sarawak terhadap pos polisi di Tebedu, Skuadron 'A' sudah berdiri mantap di desa-desa, namun SAS tidak dalam posisinya untuk memblokir penarikan mundur pasukan Indonesia


Pada pertengahan Mei, Skuadron 'D' menggantikan Skuadron 'A' di desa-desa dan melanjutkan kampanye merebut hati dan pikiran penduduk lokal, menyebarkan berita ancaman dari selatan perbatasan (Indonesia) dan mengikis dukungan terhadap Indonesia di antara suku-suku.

Ada terlalu banyak suku yang pindah ke pemukiman yang lebih aman dari konflik, sehingga beberapa pria muda dari setiap desa secara sukarela dilatih menggunakan senjata api dan taktik defensif. Tentara Inggris yang mensuplay senapan, amunisi dan pasukan lokal ini dikenal sebagai Border Scouts (Pramuka Perbatasan). Setelah tiga minggu pelatihan, mereka kembali ke daerah asal mereka dipimpin oleh tim kecil Gurkha. Pramuka Perbatasan tidak terlalu terlatih sebagai pasukan tempur, namun ideal sebagai pelacak dan kurir ketimbang menjadi seorang prajurit.

Ketika konflik di Kalimantan semakin memanas, seleksi di Hereford dipercepat. Skuadron 'B' telah dibentuk dan mulai beroperasi pada Januari 1964.

Setelah serangan Indonesia ke wilayah Kalabakan, Angkatan Darat Indonesia mulai terlibat dalam perang terbuka. Saat itu terjadi, Skuadron 'B' dan 'D' sudah cukup tenaga untuk melakukan serangan lintas-perbatasan ke Kalimantan. Patroli pertama mengenakan seragam normal Tentara Inggris dan membawa senjata standar Self-Loading Rifles sehingga klaim tentara hilang dapat diajukan jika ditemukan pasukan patroli.

Kemudian SAS kembali ke senjata khusus mereka yaitu senapan Armalite. SAS memiliki tugas spesifik - membimbing pasukan patroli rutin jarak jauh pada operasi lintas-perbatasan. Patroli jarak jauh ditugaskan untuk menemukan jalur suplai Pasukan Indonesia, Base camp dan mencari tahu posisi penyergapan yang cocok. Patroli ini biasanya berlangsung selama tiga minggu dengan semua perlengkapan yang dibawa, dan perlengkapan dikurangi ketika patroli melakukan penetrasi lebih jauh untuk memungkinkan gerak cepat. Perlengkapan menurun hingga mencapai hanya 7Kg berdasarkan rasio dehidrasi per orang dalam bungkus berisi botol air, survival kit dan amunisi. Semuanya tersimpan di sabuk.

Para unit patroli hanya memiliki waktu kurang dari seminggu di akhir setiap patroli untuk memulihkan diri karena kurangnya tenaga patroli, dan pada akhir patroli mereka biasanya diterbangkan kembali ke Hereford untuk istirahat beberapa minggu. Para prajurit dibatasi untuk menembak guna menjaga korban minimal sebagaimana evakuasi korban dengan helikopter tidak mungkin dilakukan di wilayah Indonesia.

Operasi lintas-batas berada dibawah kendali unit infantri Inggris mulai pada bulan Juni 1964, yang dipandu oleh pasukan SAS dan misi ini tetap menjadi rahasia untuk waktu yang lama karena sensitivitas politik mengingat Inggris menempatkan pasukannya ke suatu negara yang secara teknis tidak sedang berperang dengan Inggris. Operasi ini dinamakan Operasi Claret.

Pada bulan April 1965, Indonesia melancarkan serangan besar atas markas British 2 Para Company di Plaman Mapu. Kemudian Inggris melakukan serangan balasan lintas perbatasan lewat pasukan Ghurkha-nya dan batalion Angkatan Darat Inggris.

Dalam buku 'English Small Wars' dikutip pasukan Indonesia yang kewalahan dalam pertempuran namun ada keberanian yang pantas dibanggakan. Jika, mungkin, pasukan lain ketika disergap akan mundur tunggang langgang dan mencari tempat perlindungan, tapi pasukan Indonesia justru malah maju menyambut penyergap.


Kavaleri Akan Memperoleh 178 Tank Baru


Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur
Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambahan peralatan baru sebanyak 65 unit kendaraan tempur MBT, 53 unit kendaraan tempur Tank Medium dan 60 unit kendaraan tempur Panser Kanon Medium dalam kurun tahun 2011-2014.

Tambahan peralatan baru itu dalam rangka pemenuhan Satuan Kavaleri yang akan dibentuk maupun dalam rangka Rematerialisasi Alat utama Sistem Senjata satuan kavaleri pada satuan yang telah dibentuk serta melaksanakan Program retrofiting 65 unit kendaraan tempur Tank AMX-13.

Hal itu disampaikan Danpusenkav Kodiklat TNI Angkatan Darat Brigadir Jendral TNI Burhanudin Siagian dalam amanatnya yang dibacakan Waasintel Kasdam I/BB, pada acara syukuran HUT ke 61 Kavaleri tahun 2011 di lapangan apel Makoyon Kav 6/Serbu di Asam Kumbang Medan, Rabu Malam (9/2).

Hadir pada acara tersebut, Danyon Arhanudse 11/BS Letnan Kolonel Arh Sony Hendayana, Danyon Armed 2/105 Letkol Arm Surya Darma Damanik, Danyon Zipur 1/DD letkol Czi Ahmad Rijal Ramdhani SSos SH, Danyonif 100/Raider Letkol Inf Heri Susandi, Dandeninteldam I/BB Letkol Kav Hendi Suhendi SSos, para sesepuh Korps Kavaleri serta serta Ibu-ibu Ketua Persit Batalyon Kavaleri 6/Serbu dan tamu undangan lainnyaDalam amanatnya, Burhanudin Siagian menyampaikan, Pusenkav Kodiklat TNI AD telah melaksanakan Revisi Bujukbin Kavaleri. Semula satuan Kavaleri hanya berwenang melaksanakan pemeliharaan kendaraan tempur pada tingkat 0, sekarang ditingkatkan pada tingkat 2.

“Di samping itu Pusenkav dan jajarannya juga telah melaksanakan beberapa penataan pangkalan, dari uraian tersebut dapat kita tarik benang merah bahwa tantangan tugas ke depan yang semakin berat dan kompleks, akan dapat dijawab apabila prajurit Kavaleri memiliki jati diri yang tangguh, dan selalu meningkatkan kemampuannya serta memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan nilai-nilai kebenaran.”

Sesuai dengan tema HUT Kavaleri ke 61 yakni Dengan semangat Jaya dimasa perang berguna dimasa damai, Korps Kavaleri bertekad meningkatkan profesionalisme prajurit dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat guna mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.




TNI AL Dipastikan Mendapat Hibah Tank dari Korea






Surabaya (ANTARA News) - TNI AL akan mendapatkan alat utama sistem senjata tambahan berupa puluhan tank jenis LVT 7A2 hibah dari Korea Selatan.

"Untuk hibah itu, semua masih dalam proses. Selain itu, TNI AL juga sedang proses membeli tank baru BMP3 dari Rusia," kata Kasal Laksamana TNI Sumardjono sesuai melantik Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono, dan Pangkolinlamil, Laksma TNI Bambang Supeno, di Surabaya, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa meskipun tank dari Korea Selatan buatan tahun 1984 itu hibah, pihaknya tetap memperhatikan masalah kelaikan pakai. Sebelum digunakan oleh satuan di TNI AL, tank-tank itu harus memalui uji kelaikan.

"Mengenai kapan masuk ke TNI AL, maunya kami secepatnya," kata laksamana berbintang empat asal Yogyakarta itu.

Sementara Kadispenal, Laksma TNI Iskandar Sitompul mengemukakan bahwa hingga kini pihaknya belum mengetahui berapa jumlah tank hibah dari Korea Selatan tersebut, termasuk kapan bisa digunakan oleh TNI AL.

"Semuanya sedang dalam proses. Kami belum bisa memastikan kapan alutsista itu bisa masuk ke jajaran TNI AL," katanya menambahkan.

Mengenai kondisi alutsista TNI AL saat ini, Kasal mengemukakan sekitar 70 persen sudah dilakukan peremajaan dalam rentang waktu antara tahun 1987 hingga 1997.


Kasal hadir di Surabaya memimpin upacara serah terima jabatan Pangarmatim dari Laksda TNI Adi Prabawa yang akan bertugas di Lemhanas kepada Laksda TNI Lili Supramono yang sebelumnya Pangkolinlamil. Pangkolinlamil saat ini dijabat Laksma TNI Bambang Supeno yang sebelumnya Komandan Lantamal IX di Ambon.

Upacara itu digelar secara sederhana, tanpa atraksi kemampuan prajurit TNI AL. Di latar belakang upacara hanya dijejer sejumlah kapal perang TNI AL, termasuk kapal terbaru, KRI Hasanudin dan KRI Diponegoro yang dibeli dari Belanda.

Seusai upacara hanya dilakukan defile pasukan dari berbagai kesatuan, termasuk Pomal, Marinir, Pasukan Katak, penerbang dan jajaran PNS.

Rudal Yakhont Tenggelamkan KRI Buatan AS


Peluru kendali (rudal) Yakhont milik TNI Angkatan Laut yang dibeli dari Rusia berhasil melaksanakan fungsinya dalam uji coba di Samudera Indonesia.

Rudal yang memiliki kecepatan 2 Mach (atau setara dua kali kecepatan suara), dengan jangkauan maksimal 300 km dan daya ledak 300 kg ini berhasil menenggelamkan eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 buatan Amerika Serikat pada jarak 250 km.

"Pada hari ini TNI AL berhasil menembakkan rudal Yakhont dan dinyatakan eks kapal Teluk Bayur tenggelam," ujar Kepala Pusat Penerangan Angkatan Laut Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada pers di atas KRI Surabaya-591 di Samudera Hindia


Seluruh wartawan dari berbagai media yang turut dalam rombongan KRI Surabaya-591 langsung mendokumentasikan penembakan rudal Yakhont oleh KRI Oswald Siahaan-354.

Peragaan diawali dengan beberapa manuver dan peragaan peringatan yang dilakukan KRI OWA-354 kepada sasaran. Kemudian, pada akhirnya rudal dilesakkan.
Dengan kecepatan super dan suara bising yang ditimbulkan, rudal Yakhont meluncur cepat mengarah ke sasaran tembak di tengah Samudera Hindia. Hanya hitungan detik, rudal sekelebat hilang.

Dengan jarak sasaran tembak yang mencapai 250 km, tidak memungkinkan media, pejabat TNI AL dan awak KRI Surabaya-591 untuk melihat langsung rudal Yakhort meluluhlantahkan KRI Teluk Bayur-502.

Selain peluncuran perdana rudal Yakhont, TNI AL juga meluncurkan rudal lain dengan sasaran yang sama. Rudal itu yakni, Excocet MM 40 dan Mistral buatan Perancis yang diluncurkan KRI Sultan Hassanudin-366. Serta Sea Cat yang dilesakkan oleh KRI Karel Satsuit Tubun-356.

Selain tiga rudal handal yang dimiliki, TNI AL juga memperlihatkan kebolehan senjata strategis lainnya yakni, Torpedo Sut yang dilesakkan kapal selam Cakra-401 dan roket anti kapal selam RBU-6000 yang dimuntahkan KRI Cut Nyak Dien-375.

Iskandar menyatakan, selain untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan, uji coba kali ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.

Menurutnya, sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia sangat rentan terhadap potensi ancaman dari negara lain melalui laut. Sehingga, sebagai salah satu alat pertahanan negara, TNI AL dituntut berperan aktif menjaga dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.

"Karena itu, diperlukan adanya latihan secara bertingkat dan berjenjang untuk meningkatkan profesionalisme dan naluri tempur prajurit. Serta kesiapan operasional alutsista," tuturnya.

Marinir Beli Senjata Antiserangan Udara dari Swiss



JAKARTA - Korps Marinir TNI AL akan menambah tujuh perangkat senjata anti serangan udara baru pada tahun ini. Persenjataan seharga total US$ 15 juta atau Rp 135 miliar itu sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk pengamanan serangan dari udara.

"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun ini," kata Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin kepada Tempo di kantornya di Kwitang, Jakarta, Jumat (13/5). Senjata berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35 milimeter ini dibeli dari Swiss, namun perakitannya dilakukan oleh perusahaan di Cina.

Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara, senjata ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian senjata akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Semua senjata ini dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion Artileri Pertahanan Udara Marinir guna mengganti peralatan lama yang sudah tua.

Korps Marinir, kata Alfan, juga akan membeli lagi tambahan kendaraan tempur amfibi BMP3F buatan Rusia sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion. Dengan penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri. Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit Januari lalu.
Related Posts Plugin for blogger, Blogger...